Menurut tradisi Tantrayana, Lhabab Düchen adalah merupakan salah satu dari empat acara penting dalam memperingati empat peristiwa dalam kehidupan Sang Buddha. Lhabab Düchen jatuh pada hari ke 22 bulan kesembilan pada kalender Tibet.
Pada hari ini umat dianjurkan untuk berbuat banyak kebajikan, dan menghindari segala bentuk perbuatan buruk. Pada hari ini semua karma baik yang dilakukan akan menghasilkan pahala berlipat 10 juta kali, demikian juga karma buruk yang kita lakukan.
Salah satu cara untuk menghindari karma buruk akibat ucapan, umat diharapkan untuk membaca mantra sebanyak mungkin pada hari tersebut. Di center Zurmang Kagyud Indonesia cabang Jakarta, untuk memperingati acara tersebut, telah diadakan puja pada hari Kamis, tanggal 17 November 2011, jam 19.00 malam. Acara telah diisi dengan pembacaaan Sutra Hati, Tiga Permata, Doa Aspirasi serta dedikasi. Bagi umat yang berada di kota lain, harap hubungi center di kota anda.
Sejarah Lhabab Duchen :
Sang Buddha pernah bersumpah untuk membalas kebaikan ibuNya. Untuk memenuhi rasa terima kasih tersebut, Sang Buddha pergi ke Surga Tushita, dan menghabiskan waktu 3 bulan disana. Beliau membabarkan Dharma dan memberikan manfaat yang amat besar bagi sang ibu serta dewa dewi di Surga Tushita.
Menurut catatan, pada saat berumur 41 tahun, Sang Buddha pergi ke Surga ke 33 (Trayastrimsa) untuk kembali memberikan ajaran pada sang Ibu serta berbagai mahluk surgawi lainnya. Seorang murid utama Sang Buddha bernama Anuruddha dapat melihat bahwa Sang Buddha berada di Surga Trayastrimsa, dan ia meyakinkan murid-murid lainnya. Tiga bulan kemudian, salah seorang murid utama Sang Buddha lainnya bernama Maudgalyayana memohon Sang Buddha untuk turun ke bumi.
Sang Buddha memenuhi keinginan murid-muridNya dan berjanji akan turun ke bumi setelah 7 hari. Pada hari ke tujuh, Indra dan Brahma membuat tangga berlapiskan lazuli (safir), emas dan kristal. Ketinggian tangga mencapai puncak Gunung Meru hingga ke Samkashya. Sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, Sang Buddha turun didampingi oleh Indra dan Brahma di kedua sisi Beliau.
Menurut catatan, tangga yang digunakan oleh Buddha, Brahma dan Indra perlahan-lahan memudar saat itu juga, sampai hanya tersisa sebagian, yaitu yang berada dekat candi Kaisar Asoka. Seiring dengan berlalunya waktu, tangga ini juga perlahan menghilang. Peristiwa turunnya Sang Buddha kembali ke bumi ini diperingati dengan puja Labhab Duchen.