Ven. Zurmang Drukpa Rinpoche
Ven. Drukpa Rinpoche adalah seorang praktisi yang sempurna yang bahkan makin meningkat kualitasnya pada setiap reinkarnasinya, benar-benar menguasai dengan baik Sutra, Tantra dan berbagai bidang ajaran Agama Buddha Tibet. Beliau dikenal baik sebagai Emanasi dari Chenrezig (Avalokitesvara) maupun sebagai emanasi dari YA. Angaja salah satu dari ke 16 Arahat pada zaman Buddha. Aktifitas Dharmanya untuk memberikan kebaikan (keberuntungan) bagi semua makhluk dimulai dari Vihara Kyiwu Drukpa di Nang Chen Hsien, Qinghai. Silsilah tersebut berlanjut hingga Reinkarnasi ke-8.
Sejak reinkarnasi ke-9, hubungannya dengan Vihara Zurmang terjadi. Beliau memutuskan untuk menetap di sana dan oleh sebab itu dikenal sebagai Zurmang Drukpa Rinpoche. Untuk tiga kehidupan berikutnya, Rinpoche menetap di Vihara ini dan kendati Beliau dikenal dengan Zurmang Drukpa Rinpoche yang ke-4, Beliau pada kenyataannya adalah reinkarnasi ke-11 dari Tulku Drukpa Rinpoche.
Drukpa Rinpoche yang pertama, Karma Sangchup, adalah seorang Lama yang sangat mansyur dan merupakan salah seorang murid utama dari Taklong Rinpoche. Sebagai seorang murid yang memiliki Bodhicitta (Kebodhian) yang maha besar dan aspirasi yang besar, Beliau mendirikan beberapa Vihara di Nang Chen Hsien. Tapi perjalanannya banyak menjumpai halangan-halangan dan oleh sebab itu Aktifitas Dharmanya tidak dapat terpenuhi. Oleh sebab itu Beliau pergi retreat dan menyepi ke pegunungan di mana Beliau menjalankan latihannya dengan rajin untuk beberapa tahun. Suatu hari Guru Utamanya, Taklong Rinpoche meramalkan bahwa Beliau akan memenuhi semua aktifitas Buddhanya untuk keberuntungan, baik untuk dirinya sendiri maupun yang lainnya bila Dia dapat mendirikan sebuah Vihara dan menyebarkan Buddha Dharma. Vihara tersebut harus dibangun di tengah-tengah gunung yang bentuknya kelihatan seperti sepasang rusa yang sedang menyembunyikan anaknya. Taklong Rinpoche juga meramalkan bahwa puncak gunung tersebut memiliki tiga aliran.
Karma Sangchup segera membangun vihara sesuai dengan petunjuk gurunya. Dibawah bimbingan yang ketat dan berkah yang besar dari Gurunya, Beliau dalam waktu singkat menyelesaikan baik tingkat timbul maupun tingkat penyempurnaan dari Enam Yoga Naropa, memperoleh pembebasan dari tiga channel dan mendapatkan siddhi (kekuatan batin) yang luar biasa. Beliau menjadi seorang praktisi yang sempurna dari latihan Phowa yang dalam yang mana menyebabkan terjadi sedikit tekanan pada mahkota kepalanya. Maka gurunya memberinya Nama Kyiwu Lama, (Kyi artinya mahkota kepala, dan Wu atinya lobang). Vihara yang dibangunnya kemudian disebut Vihara Kyiwu Drukpa. (Drukpa disini menyatakan Silsilah dari Drukpa Kagyud., salah satu dari 8 aliran kecil (sub silsilah) dari Tradisi Kagyu. Tradisi Kagyu memiliki empat silsilah besar dan 8 silsilah kecil), selanjutnya Rinpoche menghabiskan sebagian besar waktunya dalam penyepian retreat secara rajin. Pada akhir hidupnya, Drukpa Rinpoche mengikuti jejak Milarepa, menjalankan latihan di tempat sepi di pegunungan dan lembah, bagaikan sekuntum bunga teratai yang mekar di atas lumpur dan air.
Drukpa Rinpoche ke-9 lahir pada keluarga Se dan merupakan saudara dari Gharwang Rinpoche ke 6 dari Vihara Zurmang. Untuk memberikan sumbangsih pada para Bhiksu dan umat awam, Beliau memutuskan untuk melayani di Vihara Zurmang di mana Beliau dipandang sebagai Zurmang Drukpa Rinpoche ke-2. Ini merupakan awal dari aktifitas Dharmanya di Vihara Zurmang dimana Beliau memperoleh reputasi secara meluas di wilayah Kang. Demikian Rinpoche menghabiskan sisa hidupnya di sana. Abunya dikembalikan ke Vihara Kyiwu setelah Beliau meninggal.
Drukpa Rinpoche ke-10, Drukpa Karma Miphang Choekyi Palsang dilahirkan pada tahun ular kayu (Kalender Tibet) pada keluarga Duosang Bakong. Pada awal masa kecilnya, pada suatu malam badai, sungai meluap dan banjir yang menghanyutkan penduduk, ternak dan tenda-tenda. Keesokan harinya dibentuk satu panitia untuk mencari Rinpoche kecil tersebut. Pada saat akhirnya mereka menemukan Rinpoche yang masih kecil itu, mereka terpesona melihat Dia selamat dan dalam keadaan baik, sedang bermain secara tenang di antara bebatuan sungai.
Pada usia yang sangat belia, Rinpoche telah menunjukan kecerdasan belajar yang luar biasa dalam membaca dan menulis secara lancar. Rinpoche ditahbiskan dan mengambil Sumpah dibawah Kenchen Padma Namgyal di Zurmang. Beliau kemudian melaksanakan retreat 3 tahun di gua retreat Guru Rinpoche (Padmasambhava). Selanjutnya, Beliau belajar di Vihara Palpung, ‘arti yang dalam dan luas dari Lima Harta Besar’ (Five Great Treasure) dibawah Jamgon Kongtrul Lodro Thaye yang pertama. Menuruti instruksi dari Tai Situpa Rinpoche, Beliau menerima tanggung jawab dalam memahat, mencetak Teks Dharma yang berharga. Untuk dapat mempertahankan ajaran dari silsilah dan untuk memberikan keberuntungan bagi semua makhluk hidup, Rinpoche bekerja siang dan malam dalam menyebarkan Dharma pada setiap kesempatan. Tai Situpa Rinpoche pernah memujinya di depan umum, “Sebagai seorang Rinpoche, engkau harus mengikuti contoh baik dari Drukpa”. His Holiness Gyalwa Karmapa ke-16 dan Jamgon Kangtrul Rinpoche ke-2 juga sangat memuji Drukpa Rinpoche. Semua orang meyakini Drukpa Rinpoche ke- 10 sebagai seorang Maha Siddha dengan kesempurnaan dari tingkat timbul dan tingkat penyempurnaan, seorang terpelajar besar yang menguasai dengan baik dalam mengajarkan baik tradisi baru maupun tradisi lama dan juga merupakan panutan yang baik bagi Lama yang telah ditahbiskan maupun para terpelajar. Pada umumnya, Drukpa Rinpoche ke-10 adalah seorang praktisi yang telah mencapai kesempurnaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di wilayah Kang.
Pada tahun ular kayu ke 16 menurut penanggalan Kalender Tibet (1953), Jamgon Kongtrul Palden Khyentse Rinpoche ke-2 mengadakan upacara inisiasi besar untuk Lima Harta Besar di Vihara Zurmang. Drukpa Rinpoche memberikan transmisi oral. Para pesertanya termasuk Gharwang Rinpoche, Tenga Rinpoche, Sangye Tenzin Rinpoche dari Vihara Japa, Lho Kunsang Rinpoche dari Vihara Palme, Dulmu Chogye Rinpoche dari Vihara Dokhar, Guru Besar Terton Chokgyur Lingpa, Chinme Rinpoche dari Vihara Palching, berikut 1000 lebih bhiksu lainnya. Guru Besar Terton Nyala Sangye Dorje memberikan gelar Penguasa Samudra Dharma pada Rinpoche. Sejak saat itu, Rinpoche mendirikan Mandala-Mandala, Gambar Deity, dan memahat ajaran-ajarannya. Saat lanjut usia Beliau selalu memperingati baik para Bhiksu maupun umat awam dalam setiap puja besar maupun puja kecil, "saat ini adalah sisi dari zaman kegelapan, baik dunia luar maupun dunia dalam, makhluk hidup adalah tidak kekal. Anda semua harus rajin menjalankan latihan dan berbuat kebajikan." Kemudian Beliau menuju Nirvana pada usia 53 tahun. Sesaat setelah Kenpo Lekshe menyelesaikan upacara kremasinya, terjadi perang di wilayah Kang. Saat itu orang-orang menyadari Rinpoche telah meramalkan hal ini dan memujanya sebagai seorang praktisi yang telah bebas dari kematian dan kelahiran, yang mengetahui tiga masa.
Zurmang Drukpa Rinpoche yang sekarang lahir di wilayah Nyala. Ayahnya adalah Gelek dan ibunya adalah Metuk Lhaze. Beliau diakui oleh Tai Situpa Rinpoche. Rinpoche telah memperlihatkan welas asih yang luar biasa pada usia yang sangat belia. Beliau adalah seorang pengikut Karma Tseten Rinpoche yang taat, yang mencapai pencerahan dalam satu kehidupan di tempat suci Trachuk. Kendati merupakan tempat relax untuk latihan keagamaan tapi sedikit saja orang yang mengunjungi Trachuk, suatu tempat damai dan daratan tenang dimana salju tidak pernah mencair. Sedikit sekali orang yang mengetahui Pencapaian dari Kenchen Karma Tseten Rinpoche. Pada awalnya hanya segelintir (dalam hitungan jari) murid yang mengikuti Rinpoche. Beberapa saat kemudian baru orang mengetahui Beliau adalah seorang Guru yang telah mencapai pencapaian sebelum mereka beramai-ramai untuk datang memberi penghormatan pada orang yang telah mencapai pencerahan. Dalam waktu sekejap makin banyak murid-murid yang berkumpul di Trachuk dan akhirnya pengikut Khenchen Karma Tseten Rinpoche membengkak menjadi lebih dari seribu orang. Khenchen Karma Tseten Rinpoche menekankan latihan yang bersungguh-sungguh dan sangat keras dan tegas pada murid-muridnya. Setiap Beliau menyelesaikan beberapa ajaran, Beliau akan meminta murid-muridnya untuk segera menjalankannya. Pada saat Beliau akan memberikan ajaran-ajaran yang mendalam yang luar biasa, Beliau akan meminta murid-muridnya untuk menyesaikan keseluruhan dari latihan Empat Dasar sebelum menerima ajaran tersebut. Drukpa Rinpoche sebagai seorang pengikut yang sangat rajin dari Khenchen Karma Tseten Rinpoche telah menyelesaikan cukup banyak set latihan Empat Dasar.
Selama tujuh tahun Drukpa Rinpoche belajar dengan Khenchen Karma, Beliau telah banyak menerima ajaran sutra maupun ajaran tantrik seperti Paramartha, Petunjuk Jalan Kehidupan Bodhisatva, Madhyamika, Arti Rahasia yang Dalam dan lain-lain. Di bawah bimbingan sang Guru, Beliau secara rajin menjalankan latihan baik ajaran umum maupun ajaran khusus, dan ajaran rahasia yang paling tinggi seperti Enam Yoga Naropa, Mahamudra, Dzochen, Trekcho dan Thogal. Rinpoche menjadi seorang Guru yang telah mencapai pencerahan melalui latihannya yang rajin. YM. Tai Situpa Rinpoche ke-12 mengakui Beliau adalah reinkarnasi dari Zurmang Drukpa Rinpoche ke-4 dan kemudian dinobatkan di Kang Barat. Rinpoche menerima keseluruhan ajaran dari Silsilah Zurmang Kagyu dari Zurmang Tenga Rinpoche.
Rinpoche telah membangun kembali Pusat Retreat Transmisi Bisikan (Silsilah Bisikan : ajaran-ajaran rahasia yang hanya diturunkan pada murid-murid terdekat melalui komunikasi langsung dengan Guru Utama mereka atau Deity meditasinya). Saat pusat retreat telah dibangun, Rinpoche membimbing lebih dari 10 orang lama dalam retreat 3 tahun 3 bulan. Setelah itu, Beliau menghabiskan waktu setahun lagi di Trachuk, sekali lagi untuk memohon lebih banyak ajaran. Kendati Rinpoche sangat menginginkan untuk menerima lebih banyak ajaran lagi dari Guru-guru yang telah cerah, sebagai seorang Bodhisatva besar, Beliau berkomitmen untuk membangun kembali vihara diantara tugas yang menantang lainnya. Juga adalah merupakan keinginan Rinpoche sendiri untuk tetap lanjut membabarkan Dharma untuk keberuntungan semua makhluk hidup. Rinpoche mengadakan perjalanan tanpa mengenal lelah dalam menyebarkan Dharma dimana saja jika memungkinkan. Semua sumbangan dari murid-murid yang berbakti digunakan untuk merenovasi vihara maupun untuk keperluan para Lama di Institut Buddhist dan pusat retreat.
Sebagai seorang guru besar yang menguasai baik sutra maupun pelaksanaan tantra, Rinpoche adalah Guru Retreat di pusat retreat vihara Zurmang. Rinpoche juga yang bertanggung jawab dalam puja besar maupun puja kecil tahunan yang diadakan vihara. Pada tahun 1995, Rinpoche, bersama-sama Zurmang Gharwang Rinpoche, keluar negeri untuk pertama kalinya untuk menyebarkan Dharma di Asia Tenggara. Berkat sumbangsih dari para dermawan yang berbakti dari 10 penjuru, Rinpoche memesan pembuatan dari lebih dari 1000 patung Buddha berwarna emas di Nepal untuk Vihara. Para Lama yang ada di Qinghai sangat bergembira menerimanya. Ruangan puja utama vihara yang telah berusia diatas 700 tahun mulai dibangun ulang sejak tahun 1977. Pagoda dari 8 Aktifitas yang berukuran 10 meter tengah dibangun.
Maksud utama dari kehadiran vihara adalah untuk melanjutkan ajaran Buddha Dharma karena Dharma adalah merupakan sumber kebahagiaan bagi semua makhluk hidup. Untuk melanjutkan ajaran Dharma, kita harus bergantung pada 2 metode. Yang pertama adalah ajarannya dan yang kedua adalah praktek/latihannya. Mengajar maksudnya adalah mengajarkan teks-teks Dharma sedangkan praktek maksudnya adalah menerapkan/mempraktekkan sang Jalan. Oleh sebab itu, Institute Buddha Dharma didirikan untuk mempropagandakan ajaran dan pusat retreat, pusat meditasi, dan berbagai jenis puja adalah untuk menyebarkan/mempraktekan ajaran tersebut.
informasi tambahan mengenai kegiatan Zurmang Drukpa Rinpoche IV di Borobudur & 3rd Kagyud Monlam (Singapore) dapat di lihat di website : https://marmemonlam.org/dharma/