Yang Mulia Zurmang Gharwang Rinpoche ke-12, pemimpin tertinggi Silsilah Bisikan Zurmang, terlahir sebagai seorang pangeran di keluarga Kerajaan Sikkim pada tanggal 30 Juni 1965. Raja Sikkim yang memerintah saat itu, Shri Palden Thondup Namgyal, adalah kakak dari ibu-Nya. Namun kehidupan istana tidak pernah menjadi suratan hidup Rinpoche. Bahkan sebelum lahir, beliau telah dikenali oleh Yang Mulia Gyalwa Karmapa ke-16, pemimpin Silsilah Kagyud, sebagai Zurmang Gharwang ke-12.
Garis inkarnasi yang tidak terputus ini pertama kali muncul pada abad ke-14, sebagaimana diramalkan oleh Tilopa sendiri, setelah kemunculan 13 generasi pemegang silsilah tantra esoterik-Nya yang tidak berinkarnasi sejak masa beliau.
Saat sedang mengandung Rinpoche sekitar 6 bulan, ibu-Nya menghadiri suatu upacara penting yang dipimpin oleh Yang Mulia Gyalwa Karmapa ke-16 di Biara Rumtek. Selama tarian tradisional rakyat Tibet dalam upacara itu, suatu persembahan permata diberikan kepada Yang Mulia Karmapa. Dengan melanggar tradisi-Nya sendiri, beliau menolak persembahan itu dan menunjuk ibu dari Rinpoche yang menjadi terkejut, dengan meminta sebagai gantinya agar persembahan itu diberikan kepadanya. Yang Mulia Karmapa kemudian mengumumkan bahwa beliau sedang mengandung Gharwang Rinpoche ke-12.
Rinpoche lahir di pagi hari. Orang tua-Nya mengutus seorang kurir untuk memberitahu Yang Mulia Karmapa mengenai kelahiran-Nya yang akan segera terjadi. Namun sebelum kurir itu meninggalkan rumah, Saljay Rinpoche, utusan Yang Mulia Karmapa, bersama dengan sekumpulan bhiksu, sudah berada di ambang pintu dengan suatu persembahan katha dari Yang Mulia Karmapa untuk menyambut kedatangan anak itu secara resmi pada waktu kelahirannya dan sepucuk surat yang berisi berkah Yang Mulia Karmapa bagi kesejahteraan Rinpoche.
Rinpoche secara resmi dinobatkan pada usia 11 tahun di Rumtek guna memulai pelajaran Buddhis-Nya. Beliau telah menerima banyak inisiasi pribadi, transmisi naskah ajaran serta transmisi lisan dari Yang Mulia Karmapa ke-16, Yang Mulia Sakya Tridzin. Beliau juga menerima ajaran dari mendiang Yang Mulia Jamgon Kongtrul Rinpoche, Shamarpa, Tai Situpa, Sakya Trizin, Gyaltsapa, Khenchen Petse Rinpoche dan Kyabje Sonam Chopel Rinpoche. Sebagai tambahan, beliau telah belajar di bawah bimbingan para cendikiawan Buddhis termasyur seperti Khenchen Thrangu Rinpoche, Khenpo Tsultrim Gyamtso, Khenpo Chodak Tenpel, Khenpo Tenzin Phuntsok dan Khenpo Karma Choden.
Pada tahun 1987, saat masih kuliah di Nalanda Buddhist Institute yang terkenal, Rinpoche mulai membabarkan Dharma dan kemudian mengajar secara luas di Asia, Amerika dan Eropa. Guna menjangkau para pendengar internasional secara langsung, Rinpoche memberikan ajaran dalam Bahasa Inggris. Kerendahan hati dan ketulusan Rinpoche yang begitu besar telah membangkitkan kasih sayang dan rasa kagum pada banyak orang yang beruntung berjumpa dengan-Nya. Pada tahun 1990, Wali kota Los Angeles, California, Amerika Serikat menganugerahi-Nya gelar Keys of the City, yang membuat Rinpoche menjadi warga kehormatan di kota itu, dengan tujuan untuk memajukan pemahaman dan praktik Buddha Dharma yang lebih baik. Dengan pemahaman beliau atas budaya barat dan kemahiran-Nya dalam berbahasa Inggris, Rinpoche mampu membabarkan Dharma secara jelas dan efektif, dengan memperlihatkan bagaimana suatu falsafah kuno secara mengejutkan masih relevan di dunia modern ini.
Setelah merampungkan studi Buddhis Tibet secara resmi dan Bahasa Inggris pada usia 26 tahun, Rinpoche meninggalkan Rumtek untuk memulai tugas menetapkan kedudukan-Nya di Sikkim serta menetapkan kembali tempat kedudukan utama-Nya di Qinghai, Tibet, dan membentuk pusat-pusat Dharma yang tersebar di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Medan, Surabaya, Pekan Baru, Taipei dan Kuala Lumpur.
Rinpoche telah membentuk ikatan berharga yang tidak terhitung banyaknya dan menyentuh hati banyak orang, baik kaum Buddhis maupun non Buddhis.