Zurmang Gharwang XI - Cho Kyong Dorje
Zurmang Gharwang Tulku XI dilahirkan di kota Riwochi, pada keluarga Samdhong Chang yang cukup ternama. Ayahnya bernama Samdhong Trukpa, menteri di daerah itu. Sedangkan ibunyg, Yeshe Tsuldron dikenal sebagai praktisi agama yang ahli.
Pengenalan identitas dari Zurmang Gharwang XI ini dilakukan oleh Yang Mulia Gyalwa Karmapa XVI, pada waktu beliau masih berumur 8 tahun.
Dinyatakan bahwa Zurmang Tenga Tulku XI (salah satu pemimpin di Zurmang Kagyud) mendekati Karmapa XVI yang masih kanak-kanak yang pada saat itu sedang bermain dengan gembiranya di halaman rumah dan kemudian dengan penuh rasa hormat, ia meminta petunjuk dari si kecil Karmapa ini mengenai tanda-tanda yang muncul menyertai kelahiran dari Gharwang XI. Yang Mulia Gyalwa Karmapa XVI lalu menghentikan permainannya dan menggambarkan sebuah peta secara mendetail di tanah, sebagai tempat penemuan yang berhasil dari Gharwang muda.
Latihan utama dari Zurmang Gharwang XI adlaah Manjushri 4 lengan dan Pelindung Yamantaka. Ia adalah murid dekat dari Jamgon Kontrul Rinpoche II, dan juga pelaku ritus upacara pemakaman dari Kontrul tersebut.
Selama tahun 1956 dan 1957, Zurmang Gharwang XI nalurinya merasakan bahwa akan ada suatu perubahan yang drastis di lingkungan masyarakat Tibet. Ia kemudian memberikan pengajaran dengan tak mengenal lelah dan juga memberikan inisiasi di banyak tempat demi keselamatan semua umat.
Pada saat situasi semakin memburuk, ia mempercayakan kepada ibunya sebuah patung Zhambala yang merupakan salah satu dari kumpulan harta benda Terton yang sangat indah dan tidak ternilai harganya, yang dibuat oleh tangan-tangan dewa. Ia meminta agar ibunya melakukan puja bakti terhadap Zhambala, dan juga menjanjikan bahwa dewa Zhambala akan memberkati dan melindunginya. Tak lama kemudian, ketika ia mulai merasa bahwa ia tidak akan dapat lagi memenuhi semua pengharapannya, ia memutuskan untuk meninggalkan tubuhnya, dan berjanji akan kembali lagi pada inkarnasi berikutnya di masa yang lebih baik
Patung Zhambala itu kemudian tetap dijaga penuh oleh salah satu pelayan dari ibunya, yang telah meninggal pad masa itu. Dan dengan penuh keajaiban, patung itu telah dikembalikan kepada Zurmang Gharwang Rinpoche XII pada saat kunjungannya ke Zurmang Monastri pada musim panas tahun 1991.