Zurmang Gharwang II – Lodro Rinchen Pal (Drung Jodhen Pal)

Kelahiran Zurmang Gharwang II dikenal sebagai Lodro Rinchen Pal atau Drung Jodhen Pal. Beliau adalah cucu dari Trung Mase sendiri (Zurmang Gharwang I), yang lahir 8 tahun setelah Trung Mase parinibbana dengan cara menghilang, menjadi cahaya dan hanya meninggalkan rambut dan kuku jarinya.

Zurmang Gharwang 2Beliau banyak menerima latihan pendidikan agama yang sangat berat dan sukar dari para yogi terkenal yang juga merupakan pengikut dari Zurmang Gharwang Tulku I (Trung Mase), yang pada masa itu sudah mencapai tingkat Siddhi. Beliau juga menerima inisiasi Tarian Suci Cakrasamvara dari Tartse Junmo, pasangan Dakini dari Trung Mase. Sampai hari ini, praktek tarian Cakrasamvara adalah salah satu latihan penting dari tradisi Zurmang Kagyud.

 

Seiring dengan perkembangan umat yang pesat, Zurmang Gharwang Tulku II ini berusaha keras untuk memenuhi permintaan dari para pengikutnya untuk membangun lebih banyak pondok-pondok retreat di sisi bukit. Ia juga meresmikan suatu bangunan yang dijadikan tempat berkumpul yang dikenal dengan sebutan Trungsema, dimana para sangha dapat berkumpul untuk melakukan latihan keagamaan.

Pada saat Gyalwa Karmapa VI (Tongwa Donden) mengunjungi Zurmang dalam rangka meresmikan Pusat Retreat Dechente, beliau sangat senang sekali melihat kemajuan pesat yang ada, sehingga beliau memberikan suatu ajaran penting yang tidak terkira banyaknya dari tradisi Karma Kamtsang kepada Zurmang Gharwang II ini.

Selama sebagian besar masa kehidupannya, dalam jangka waktu 20 tahun, inkarnasi Zurmang Gharwang II ini menghabiskan waktu cukup lama untuk bermeditasi. Oleh karena itu, beliau dikenal juga sebagai seorang praktisi yang sangat giat dan bersemangat. Dengan ketetapan hatinya yang sekeras baja, beliau berikrar : “Biarlah gunung-gunung menjadi saksiku, aku akan tetap berusaha terus sehingga aku memperoleh hasil”.

Karena beliau terkenal dalam menerapkan sila secara murni, dan dengan kekuatan sila yang kuat, para dewa amat bergembira melihat bayangan luar biasa dari beliau yang muncul di pegunungan, sehingga mereka mempersembahkan nektar untuk makanan beliau, sehingga Zurmang Gharwang II ini tidak memerlukan makanan manusia biasa.

Sebagai gambaran atas keahlian beliau dalam latihan Tummo, pernah suatu ketika beliau menuju ke puncak gunung dengan hanya menggunakan jubah katun yang tipis, dan bermeditasi terus menerus selama 3 hari di tengah dinginnya udara bersalju.

Zurmang Gharwang II juga merupakan salah satu cendekiawan dan juga seorang ahli-filsafat yang sangat cemerlang. Dengan tak mengenal lelah, beliau mengumpulkan seluruh ajaran Trung Mase dan menyusunnya menjadi satu volume. Beliau juga menulis banyak latihan praktis untuk tingkat yang lebih tinggi. Beliau dianggap sebagai salah satu guru yang terkenal pada masa itu, dimana banyak umat berdatangan dari mana-mana dan tempat jauh untuk mendengar ajarannya dan menerima berkat darinya.

Tempat kedudukan pertama dari Zurmang Gharwang adalah kompleks Monastri Zurmang di Qinghai, China, yang didirikan pada abad ke 14. Sejak tahun 1992, Yayasan Buddhist Zurmang Kagyud telah memulai suatu rencana untuk merenovasi ulang dan membentuk kompleks bangunan ini seperti pada masa kejayaannya dahulu.

Kompleks Monastri yang sepenuhnya akan didirikan, juga akan terdapat Sherda (Institut agama Buddha untuk pendidikan yang lebih tinggi), pusat Retret, tempat kediaman Sangha Wanita, pelayanan kesehatan, panti jompo dan juga panti asuhan yatim piatu.